Recent post
Archive for 2015
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi,
dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur,
berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas,
akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat
agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan
pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau
pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan
istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari
akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat,
diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan.
Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari
akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan
suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang
masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik)
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik)
Berikut ini adalah artikel yang berfokus
pada pola dan masalah belajar anak. Banyak sekali pertanyaan tentang
hal ini yang muncul di website kami, berkaitan mengenai masalah belajar
anak. Kita akan memahami dan belajar tentang faktor psikologis mengapa
anak bermasalah dengan nilai di sekolah. Sebelum kita lebih jauh
berinteraksi, pahami bahwa nilai atau angka (simbol) bukan satu-satunya
penentu kesuksesan anak kelak di masa depan. Semua yang dialami saat dia
sekolah akan banyak yang tidak digunakan kelak, jadi model pendidikan
apa yang akan digunakan seorang anak hingga dia dewasa dan dapat
diwariskan? Ya, didiklah karakternya dan tanamkan kesuksesan sejak awal
di ladang karakternya.
Kenapa seorang anak ketika belajar di
rumah bisa, diberi soal lebih susah daripada di sekolah juga bisa,
bahkan waktu di tempat les dia diberi latihan soal yang banyak juga
bisa, meskipun soalnya lebih sulit juga bisa, tetapi ketika ulangan
tiba-tiba nilainya jelek. Nah, apakah anda pernah punya masalah seperti
ini? Anda yang punya anak SD, pasti sering mengalami masalah-masalah
seperti ini. Anda pasti merasa jengkel ketika mengetahui bahwa anak anda
yang tadi malam belajar sudah bisa semua, tetapi ketika ulangan
ternyata ulangannya dapat nilai jelek. Jika ini terjadi sekali dua kali
mungkin anda bisa memakluminya, tetapi jika ini terjadi berulang kali,
anda pasti mulai jengkel pada anak anda. Bahkan bisa jadi anda frustasi
dan kemudian malah mengeluarkan kata-kata negatif.
1. Anda perlu curiga bahwa anak ini mengalami kecemasan yang tersembunyi
Anda pasti bertanya tidak mungkin, Dia cemas dari mana? Kenapa dia cemas?
Kecemasan yang tersembunyi ini
disebabkan oleh banyak faktor. Ya, bisa jadi tuntutan yang terlalu
tinggi dari kita orangtua atau mungkin bahkan dari gurunya. Tuntutan ini
tidak bisa membuat si anak menunjukkan kualitas optimalnya. Sehingga
ketika ulangan, yang terbayang adalah ketakutan bahwa dia tidak bisa
memenuhi tutuntan dari si orangtua. Atau tuntutan dari gurunya mungkin.
Nah anda tahu, ketika cemas maka kita tidak bisa berpikir secara jernih.
Anda tentu pernah mengalaminya bukan? Ketika anda sedang cemas, sedang
stres berat. Maka hal yang sepele tentunya bisa jadi terlupakan. Nah ini
yang terjadi pada anak-anak kita. Mereka cemas karena tuntutan kita
yang terlalu tinggi, atau keharusan untuk menguasai sesuatu.
Ketika mereka merasa tidak mampu, kecemasan itu menghantui pikirannya. Dan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya tiba-tiba blank,
pada saat ulangan. Ini juga sering terjadi pada kita. Ingatkah anda
pada saat dulu anda kuliah? Mungkin masih SMA bahkan? Ketika kita
ulangan tiba-tiba saja mendadak lupa akan jawaban yang harus kita
tuliskan disana. Padahal tadi malam jelas – jelas kita sudah mempelajari
hal tersebut. Nah ketika kita menghadapi ulangan tiba-tiba saja hilang
jawabannya. Apalagi ketika sang guru atau dosen mengatakan 5 menit lagi
anda harus mengumpulkan lembar jawaban, dan waktunya habis. Oke, makin
kita paksa akhirnya kita stress dan akhirnya kita lupa. Dan anehnya
ketika kita sudah mengumpulkan lembar jawaban, keluar dari ruang ujian
tiba-tiba jawabannya muncul dalam pikiran kita. “Ahh..” kenapa tidak
dari tadi munculnya, anda pasti menggerutu pada diri anda sendiri. Anda
pernah mengalami hal itu bukan?
Nah ini yang terjadi pada anak-anak
kita. Jadi ketika mereka ulangan,maka sebaiknya jangan sampai mereka itu
cemas. Tuntutan – tuntutan kita membuat mereka cemas. karena itu kita
perlu instropeksi diri, apakah selama ini kita sudah menerima mereka apa
adanya. Ya, kebanyakan dari kita berharap agar nilai mereka bagus.
Tetapi begitu nilai mereka jelek, kita mulai menuntut mereka. “Kenapa
sih nilai kamu jelek?” Jarang sekali ada orangtua yang mengatakan, “Mama
bisa memahami kamu nak, apa yang mama bisa bantu agar lain kali nilaimu
lebih bagus lagi?” Jadi ketika seorang anak mempunyai nilai jelek, hal
yang kita perlu lakukan adalah memahami dulu perasaannya. Saya yakin
anak itupun tidak ingin nilainya jelek, bukan hanya kita. Diapun juga
tidak ingin nilainya jelek tentunya. Tetapi kenyataan yang dihadapi
lain.
Ketika nilainya sudah jelek, dia sedih
tetapi kita malah memarahi dia. Dia akan merasa bahwa dirinya tidak
dipahami dan tidak dimengerti. Di lain hari kecemasan itu muncul dalam
dirinya. Dia akan merasa, “Aduh kalau nilai saya jelek lagi saya pasti
dimarahi, saya pasti mengecewakan mama”. Pernah ada satu kasus dimana
seorang anak tidak mau berangkat sekolah gara-gara hari itu ada ulangan.
Dia mengatakan taku kepada mamanya, “Kenapa takut?” Tanya mamanya.
“Saya takut mengecewakan mama kalau nilai saya jelek.” Dan ini
dilontarkan oleh seorang anak kelas 2 SD. Nah, dari kejadian tersebut
sang mama belajar bahwa selama ini, dia sering berkata “Mama tidak
masalah dengan nilaimu.” Tetapi kenyataannya dia membuat anaknya cemas.
Jadi terkadang kita sebagai orangtua hanya mengatakan, “Tidak, nilai
berapapun tidak masalah kok.” Tetapi ternyata itu hanya di mulut saja,
kenyataannya si anak merasakan hal yang berbeda, dia merasakan tuntutan
orangtua yang terlalu tinggi.
Nah, untuk masalah ini sebaiknya kita
perlu koreksi diri bagaimana caranya kita menerima seorang anak apa
adanya, tidak tergantung dari nilainya. Ingat sebenarnya nilai itu hanya
mengindikasikan dia sudah bisa atau belum. Berbahagialah ketika nilai
anak anda jelek. Karena apa? Sekarang anda tahu mana yang dia itu belum
bisa. Pembelajaran yang baik harusnya ditujukan untuk meningkatkan
seorang anak sehingga ia bisa kompeten di dalam bidangnya. Bukan untuk
melabel dia pintar atau bodoh.
2. Sebab yang lain adalah karena perlakuan-perlakuan negatif yang pernah diterima anak
Misalnya, ketika
seorang anak nilainya jelek, kemudian kita sebagai orangtua marah-marah,
dan bahkan mungkin menghukumnya. Harus berdiri di pojok, tidak boleh
makan. Atau apapun yang kita bisa lakukan untuk itu. Nah ketika dia
menerima perlakuan itu, maka perlakuan itu akan membekas di ingatannya.
Berikutnya ketika dia ulangan lagi di lain kesempatan, yang dia lihat di
lembar soalnya bukan soal ujian, tetapi wajah orangtuanya yang sedang
marah. Wajah ini tiba-tiba saja muncul terbayang di dalam pikirannya.
Anda bisa bayangkan jika kita berhadapan dengan soal ujian dan kemudian
yang muncul adalah ketakutan membayangkan wajah orangtua yang sedang
marah, karena kita tidak bisa. Atau mungkin wajah guru yang
mempermalukan kita di depan teman-teman kita. Maka semua yang kita
pelajari tiba-tiba saja menjadi hilang dan akhirnya ulangannya jelek.
Baiklah, jika ini terjadi sebaiknya anda
perlu segera minta maaf pada anak anda. Anda cukup mengatakan,
“Beberapa hari yang lalu waktu ulangan kamu jelek, dan kemudian mama
marah, bagaimana perasaanmu?” Apapun yang dijawab oleh anak anda terima
apa adanya. Misalkan dia menjawab, takut atau merasa ini itu, apapun itu
anda hanya perlu menjawab “Oke maaf, mungkin saat itu mama terlalu
berlebihan. Atau mungkin saat itu mama lepas kontrol sehingga memarahi
kamu terlalu dalam. Tetapi sebenernya maksud mama sangat baik. Apakah
kamu mau memaafkan mama? Mama lain kali janji akan mendukung kamu jika
nilai kamu jelek, kita akan cari solusinya bersama-sama. Kamu pasti
ingin nilai kamu baik juga kan?” Nah, itu tentunya jauh lebih baik bagi
si anak. Daripada kita hanya sekedar memarahinya, memintanya belajar,
memaksanya belajar tanpa sama sekali mengakui perasaannya untuk diberi
kasih saying dan untuk di terima apa adanya.
3. Sebab yang lain adalah kurangnya perhatian berkualitas.
Mungkin anda bertanya, “Ah mana mungkin
saya tidak memperhatikan anak saya”. Betul, saya percaya dan yakin bahwa
setiap orangtua pasti memperhatikan anaknya. Tetapi terkadang perhatian
yang kita berikan itu tidak cocok dengan apa yang diinginkan oleh si
anak, yang saya maksud dengan perhatian di sini adalah perhatian yang
berkualitas. Dalam arti kita memperhatikan juga perasaan-perasaan si
anak. Bukan cuma memperhatikan tugas-tugas yang harus dia selesaikan.
Kebanyakan dari kita hanya memperhatikan tugas – tugas yang harus
diselesaikan oleh seorang anak. Kita hanya memperhatikan sudah
mengerjakan PR atau belum? Sudah belajar atau belum? Besok kalau ulangan
sudah mempersiapkan alat tulisnya? Buku sudah disiapkan belum? Kita
hanya memperhatikan aspek – aspek fisik. Kita tidak memperhatikan aspek –
aspek perasaan dari si anak.
Padahal yang jauh lebih dibutuhkan
seorang anak adalah perhatian akan perasaan – perasaannya sehingga dia
benar-benar diterima secara utuh oleh orangtuanya. Anda bisa memberikan
perhatian berkualitas ini dengan lebih baik, dengan cara membaca artikel
saya yang berjudul Pentingnya Memahami Kebutuhan Emosional Anak. Itu adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan perhatian berkualitas pada anak anda.
1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh dosen. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari dosen, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke dosen.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong dosen untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di kampus. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh dosen. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari dosen, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke dosen.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong dosen untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di kampus. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.
A. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Sedangkan persediaan perlengkapan yang masih
ada per 31 Desember 2007 Rp. 100.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
NR = Nilai residu
UE = Umur Ekonomis
Jurnal Penyesuaian yaitu :
Ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo
perkiraan-perkiraan yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, atau
untuk memisahkan antara penghasilan dan beban suatu periode dengan periode yang
lain.
B. Fungsi dari Penyesuaian:
a.
Agar
setiap perkiraan riil, khususnya perkiraan aktiva dan perkiraan utang
menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
b.
Agar
setiap perkiraan nominal (perkiraan biaya dan pendapatan) menunjukkan
pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
Jurnal penyesuaian dapat terjadi dalam 2 situasi:
a. Transaksi perusahaan tersebut sudah
terjadi, tetapi informasi tersebut belum dicatat dalam perkiraan yang
bersangkutan
b. Informasi transaksi sudah dicatat di
dalam perkiraan yang bersangkutan, tetapi saldo perkiraan masih harus
disesuaikan agar dapat disajikan dalam jumlah yang benar.
C. Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu
disesuaikan adalah sebagai berikut:
1) Perlengkapan (Supplies)
Untuk
perlengkapan yang benar-benar telah digunakan dalam periode akuntansi, harus
dicatat sebagai beban perlengkapan, melalui jurnal penyesuaian.
Pencatatan di Ayat
Jurnal Penyesuaiannya:
|
Contoh :
Dalam
neraca saldo per 31 Desember 2007 terdapat perkiraan perlengkapan toko Rp.
400.000
|
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Beban
Perlengkapan
|
|
300.000
|
|
2007
|
|
Perlengkapan
|
|
|
300.000
|
2)
Persekot Biaya / Beban dibayar dimuka :
Biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya
harus dibebankan pada periode yang akan dating atau Beban yang dibayar pada
suatu periode tertentu, tetapi mempunyai manfaat lebih dari suatu periode
akuntansi.
Pencatatan biaya ini
dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Pendekatan neraca (harta) / dicatat
sebagai Persekot Biaya (Aktiva)
Jurnal Umum (saat membayar):
Biaya… (nama biaya) dibayar dimuka xx
Kas xx
|
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh:
|
Pada tanggal 1
Maret 2001 telah dibayar premi asuransi sebesar Rp. 420.000 untuk masa 1 tahun
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Biaya Asuransi
|
|
350.000
|
|
2007
|
|
Asuransi dibayar dimuka
|
|
|
350.000
|
b. Pendekatan Rugi/Laba / Dicatat
sebagai Beban
Jurnal Umum (saat
membayar):
Biaya…(nama biaya) xx
Kas xx
|
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh:
|
Pada tanggal 1
Maret 2001 telah dibayar premi asuransi sebesar Rp. 420.000 untuk masa 1 tahun.
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Asuransi dibayar dimuka
|
|
70.000
|
|
2007
|
|
Biaya Asuransi
|
|
|
70.000
|
3)
Hutang penghasilan / Penghasilan diterima dimuka :
Pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan
penghasilan untuk periode yang akan dating atau pendapatan yang meliputi lebih
dari satu periode.
Pencatatan pendapatan
ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Pendekatan
Laba Rugi / Dicatat
sebagai Pendapatan
Jurnal Umum (saat menerima):
Kas xx
Pendapatan…(nama pendapatan) xx
|
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh :
Pada tanggal 1 April 2004 telah diterima pendapatan sewa untuk masa 2 tahun
sebesar Rp. 2.500.000.
|
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Pendapatan Sewa
|
|
1.562.500
|
|
2007
|
|
Sewa diterima dimuka
|
|
|
1.562.500
|
b. Pendekatan neraca / Dicatat sebagai
Hutang (Penghasilan diterima dimuka)
Jurnal Umum (saat menerima):
Kas xx
Pendapatan… (nama pendapatan) diterima
dimuka xx
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
|
Contoh :
Pada tanggal 1 April 2004 telah diterima pendapatan sewa untuk masa 2 tahun
sebesar Rp. 2.500.000
|
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Sewa diterima dimuka
|
|
937.500
|
|
2007
|
|
Pendapatan Sewa
|
|
|
937.500
|
4)
Piutang Penghasilan / Penghasilan yang mana harus diterima
Pendapatan yang sudah menjadi hak dari perusahaan tetapi
belum dicatat (telah diselesaikan pekerjaan tetapi uangnya belum diterima).
Pencatatan di Ayat
Jurnal Penyesuaiannya:
|
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2002 masih harus diterima pendapatan
bunga tahun 2002 sebesar Rp. 4.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Bunga yang diterima
|
|
4.000.000
|
|
2007
|
|
Pendapatan bunga
|
|
|
4.000.000
|
5)
Hutang Beban/Beban yang masih harus dibayar
Biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
belum dicatat.
Pencatatan di Ayat
Jurnal Penyesuaiannya:
|
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2001 masih harus dibayar biaya gaji
toko Rp. 120.000, biaya gaji kantor Rp. 520.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Biaya
gaji toko
|
|
120.000
|
|
2007
|
|
Biaya
gaji kantor
|
|
520.000
|
|
|
|
Biaya gaji ymh dibayar
|
|
|
640.000
|
6)
Taksiran Piutang Tak Tertagih
Taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang
tidak dapat ditagih.
Dalam akuntansi dikenal
beberapa cara untuk menentukan besarnya taksiran yaitu :
? Prosentase dari penjualan bersih
|
? Prosentase dari saldo piutang
|
Pencatatan di Ayat
Jurnal Penyesuaiannya:
|
Contoh:
Dalam buku besar PT. ASTRIA per 31 Desember 2001 terdapat
perkiraan berikut:
Piutang Rp. 3.500.000
Penjualan Rp. 30.000.000
Retur penjualan Rp. 200.000
Potongan penjualan Rp. 300.000
Potongan pembelian Rp. 700.000
Jika Kerugian piutang ditaksir 5%
dari saldo piutang
Dan bilamana PT. ASTRIA menaksir
Kerugian piutang 3% dari penjualan
bersih.
|
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
? Prosentase dari saldo
piutang
|
|||||
Desember
|
31
|
Kerugian piutang tak tertagih
|
|
175.000
|
|
|
|
Cadangan Kerugian Piutang
|
|
|
175.000
|
? Prosentase dari penjualan
bersih
|
|||||
Desember
|
31
|
Kerugian piutang tak tertagih
|
|
885.000
|
|
|
|
Cadangan Kerugian Piutang
|
|
|
885.000
|
7)
Penyusutan /
Depresiasi Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu
periode akuntansi, atau merupakan alokasi harga perolehan aktiva tetap dalam
periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut.
Dalam pencatatan AJP nya:
|
Dalam akuntansi dikenal beberapa metode penyusutan, yaitu :
˜ Jumlah Angka Tahun
˜ Unit Produksi
˜ Satuan Jam Kerja Mesin
˜ Metode Garis Lurus :
D = Depresiasi / Penyusutan HP = Harga Perolehan NR = Nilai residu
UE = Umur Ekonomis
˜
Metode
Prosentase Nilai buku (saldo menurun)
|
Contoh 1:
Peralatan-peralatan yang dimiliki pleh PT. ANDIKA Harga
perolehannya Rp. 5.000.000, taksiran umur ekonomisnya 5 tahun, nilai
residunya 1.000.000 (Laporan keuangan
dibuat pada tanggal 31 Desember 2002).
|
Jika menggunakan metode Garis Lurus ?
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Biaya Penyusutan Peralatan
|
|
800.000
|
|
2002
|
|
Akumulasi Penyusutan Peralatan
|
|
|
800.000
|
Contoh 2 :
Pada tanggal 31 Desember 2000,
ditentukan penyusutan atas aktiva tetap sebagai berikut :
Atas kendaraan Rp.
1.000.000
Paten Rp. 500.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Biaya Penyusutan Kendaraan
|
|
1.000.000
|
|
2000
|
|
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
|
|
|
1.000.000
|
|
31
|
Amortisasi paten
|
|
500.000
|
|
|
|
Paten
|
|
|
500.000
|
8)
Persediaan Barang Dagangan
Barang-barang yang tersedia pada perusahaan dalam periode
tertentu dan dimaksudkan untuk dijual belikan.
Penyesuaian terhadap persediaan barang dagangan dapat
dibuat dengan cara:
a. Memakai perkiraan “ Harga Pokok
Penjualan ” sebagai berikut:
HPP xxx
Persediaan
barang dagang (1/1) xxx
Pembelian xxx
Biaya
angkut pembelian xxx
Pesediaan barang dagang (31/12) xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
HPP xxx
b. Memakai perkiraan “Iktisar Rugi laba
” sebagai berikut
Iktisar R/L xxx
Persediaan barang
dagang (1/1) xxx
Persediaan barang dagang (31/12) xxx
Iktisar R/L xxx
Contoh:
Dari catatan suatu perusahaan terdapat antara lain perkiraan
sebagai berikut:
Persediaan barang dagang (1/1) Rp. 600.000
Pembelian Rp. 4.200.000
Biaya angkut pembelian Rp. 250.000
Retur pembelian Rp. 120.000
Potongan pembelian Rp. 175.000
Persediaan barang dagang (31/12) Rp. 800.000
Berdasarkan keterangan tersebut
diatas penyesuaian persediaan barang sebagai berikut:
a. Jurnal Penyesuaian (AJP) Memakai
perkiraan “Ikhtisar Rugi Laba” :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
Iktisar
R/L
|
|
600.000
|
|
|
|
Persediaan
barang dagang (1/1)
|
|
|
600.000
|
|
|
Persediaan barang dagang (31/12)
|
|
800.000
|
|
|
|
Iktisar
R/L
|
|
|
800.000
|
b. JurnPenyesuaian (AJP) Memakai perkiraan “Harga Pokok
Penjualan “ :
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Perk
|
Debet
|
Kredit
|
|
Desember
|
31
|
HPP
|
|
5.050.000
|
|
|
|
Persediaan barang dagang (1/1)
|
|
|
600.000
|
|
|
Pembelian
|
|
|
4.200.000
|
|
|
Biaya angkut pembelian
|
|
|
250.000
|
|
|
Persediaan barang dagang (31/12)
|
|
800.000
|
|
|
|
Retur Pembelian
|
|
120.000
|
|
|
|
Potongan Pembelian
|
|
175.000
|
|
|
|
HPP
|
|
|
1.095.000
|