Popular Post

New Posts

Recent post

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik)

Pengertian Akuntansi

Berikut ini adalah artikel yang berfokus pada pola dan masalah belajar anak. Banyak sekali pertanyaan tentang hal ini yang muncul di website kami, berkaitan mengenai masalah belajar anak. Kita akan memahami dan belajar tentang faktor psikologis mengapa anak bermasalah dengan nilai di sekolah. Sebelum kita lebih jauh berinteraksi, pahami bahwa nilai atau angka (simbol) bukan satu-satunya penentu kesuksesan anak kelak di masa depan. Semua yang dialami saat dia sekolah akan banyak yang tidak digunakan kelak, jadi model pendidikan apa yang akan digunakan seorang anak hingga dia dewasa dan dapat diwariskan? Ya, didiklah karakternya dan tanamkan kesuksesan sejak awal di ladang karakternya.
Kenapa seorang anak ketika belajar di rumah bisa, diberi soal lebih susah daripada di sekolah juga bisa, bahkan waktu di tempat les dia diberi latihan soal yang banyak juga bisa, meskipun soalnya lebih sulit juga bisa, tetapi ketika ulangan tiba-tiba nilainya jelek. Nah, apakah anda pernah punya masalah seperti ini? Anda yang punya anak SD, pasti sering mengalami masalah-masalah seperti ini. Anda pasti merasa jengkel ketika mengetahui bahwa anak anda yang tadi malam belajar sudah bisa semua, tetapi ketika ulangan ternyata ulangannya dapat nilai jelek. Jika ini terjadi sekali dua kali mungkin anda bisa memakluminya, tetapi jika ini terjadi berulang kali, anda pasti mulai jengkel pada anak anda. Bahkan bisa jadi anda frustasi dan kemudian malah mengeluarkan kata-kata negatif.
1. Anda perlu curiga bahwa anak ini mengalami kecemasan yang tersembunyi
Anda pasti bertanya tidak mungkin, Dia cemas dari mana? Kenapa dia cemas?
Kecemasan yang tersembunyi ini disebabkan oleh banyak faktor. Ya, bisa jadi tuntutan yang terlalu tinggi dari kita orangtua atau mungkin bahkan dari gurunya. Tuntutan ini tidak bisa membuat si anak menunjukkan kualitas optimalnya. Sehingga ketika ulangan, yang terbayang adalah ketakutan bahwa dia tidak bisa memenuhi tutuntan dari si orangtua. Atau tuntutan dari gurunya mungkin. Nah anda tahu, ketika cemas maka kita tidak bisa berpikir secara jernih. Anda tentu pernah mengalaminya bukan? Ketika anda sedang cemas, sedang stres berat. Maka hal yang sepele tentunya bisa jadi terlupakan. Nah ini yang terjadi pada anak-anak kita. Mereka cemas karena tuntutan kita yang terlalu tinggi, atau keharusan untuk menguasai sesuatu.
Ketika mereka merasa tidak mampu, kecemasan itu menghantui pikirannya. Dan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya tiba-tiba blank, pada saat ulangan. Ini juga sering terjadi pada kita. Ingatkah anda pada saat dulu anda kuliah? Mungkin masih SMA bahkan? Ketika kita ulangan tiba-tiba saja mendadak lupa akan jawaban yang harus kita tuliskan disana. Padahal tadi malam jelas – jelas kita sudah mempelajari hal tersebut. Nah ketika kita menghadapi ulangan tiba-tiba saja hilang jawabannya. Apalagi ketika sang guru atau dosen mengatakan 5 menit lagi anda harus mengumpulkan lembar jawaban, dan waktunya habis. Oke, makin kita paksa akhirnya kita stress dan akhirnya kita lupa. Dan anehnya ketika kita sudah mengumpulkan lembar jawaban, keluar dari ruang ujian tiba-tiba jawabannya muncul dalam pikiran kita. “Ahh..” kenapa tidak dari tadi munculnya, anda pasti menggerutu pada diri anda sendiri. Anda pernah mengalami hal itu bukan?
Nah ini yang terjadi pada anak-anak kita. Jadi ketika mereka ulangan,maka sebaiknya jangan sampai mereka itu cemas. Tuntutan – tuntutan kita membuat mereka cemas. karena itu kita perlu instropeksi diri, apakah selama ini kita sudah menerima mereka apa adanya. Ya, kebanyakan dari kita berharap agar nilai mereka bagus. Tetapi begitu nilai mereka jelek, kita mulai menuntut mereka. “Kenapa sih nilai kamu jelek?” Jarang sekali ada orangtua yang mengatakan, “Mama bisa memahami kamu nak, apa yang mama bisa bantu agar lain kali nilaimu lebih bagus lagi?” Jadi ketika seorang anak mempunyai nilai jelek, hal yang kita perlu lakukan adalah memahami dulu perasaannya. Saya yakin anak itupun tidak ingin nilainya jelek, bukan hanya kita. Diapun juga tidak ingin nilainya jelek tentunya. Tetapi kenyataan yang dihadapi lain.
Ketika nilainya sudah jelek, dia sedih tetapi kita malah memarahi dia. Dia akan merasa bahwa dirinya tidak dipahami dan tidak dimengerti. Di lain hari kecemasan itu muncul dalam dirinya. Dia akan merasa, “Aduh kalau nilai saya jelek lagi saya pasti dimarahi, saya pasti mengecewakan mama”. Pernah ada satu kasus dimana seorang anak tidak mau berangkat sekolah gara-gara hari itu ada ulangan. Dia mengatakan taku kepada mamanya, “Kenapa takut?” Tanya mamanya. “Saya takut mengecewakan mama kalau nilai saya jelek.” Dan ini dilontarkan oleh seorang anak kelas 2 SD. Nah, dari kejadian tersebut sang mama belajar bahwa selama ini, dia sering berkata “Mama tidak masalah dengan nilaimu.” Tetapi kenyataannya dia membuat anaknya cemas. Jadi terkadang kita sebagai orangtua hanya mengatakan, “Tidak, nilai berapapun tidak masalah kok.” Tetapi ternyata itu hanya di mulut saja, kenyataannya si anak merasakan hal yang berbeda, dia merasakan tuntutan orangtua yang terlalu tinggi.
Nah, untuk masalah ini sebaiknya kita perlu koreksi diri bagaimana caranya kita menerima seorang anak apa adanya, tidak tergantung dari nilainya. Ingat sebenarnya nilai itu hanya mengindikasikan dia sudah bisa atau belum. Berbahagialah ketika nilai anak anda jelek. Karena apa? Sekarang anda tahu mana yang dia itu belum bisa. Pembelajaran yang baik harusnya ditujukan untuk meningkatkan seorang anak sehingga ia bisa kompeten di dalam bidangnya. Bukan untuk melabel dia pintar atau bodoh.
2. Sebab yang lain adalah karena perlakuan-perlakuan negatif yang pernah diterima anak
Misalnya, ketika seorang anak nilainya jelek, kemudian kita sebagai orangtua marah-marah, dan bahkan mungkin menghukumnya. Harus berdiri di pojok, tidak boleh makan. Atau apapun yang kita bisa lakukan untuk itu. Nah ketika dia menerima perlakuan itu, maka perlakuan itu akan membekas di ingatannya. Berikutnya ketika dia ulangan lagi di lain kesempatan, yang dia lihat di lembar soalnya bukan soal ujian, tetapi wajah orangtuanya yang sedang marah. Wajah ini tiba-tiba saja muncul terbayang di dalam pikirannya. Anda bisa bayangkan jika kita berhadapan dengan soal ujian dan kemudian yang muncul adalah ketakutan membayangkan wajah orangtua yang sedang marah, karena kita tidak bisa. Atau mungkin wajah guru yang mempermalukan kita di depan teman-teman kita. Maka semua yang kita pelajari tiba-tiba saja menjadi hilang dan akhirnya ulangannya jelek.
Baiklah, jika ini terjadi sebaiknya anda perlu segera minta maaf pada anak anda. Anda cukup mengatakan, “Beberapa hari yang lalu waktu ulangan kamu jelek, dan kemudian mama marah, bagaimana perasaanmu?” Apapun yang dijawab oleh anak anda terima apa adanya. Misalkan dia menjawab, takut atau merasa ini itu, apapun itu anda hanya perlu menjawab “Oke maaf, mungkin saat itu mama terlalu berlebihan. Atau mungkin saat itu mama lepas kontrol sehingga memarahi kamu terlalu dalam. Tetapi sebenernya maksud mama sangat baik. Apakah kamu mau memaafkan mama? Mama lain kali janji akan mendukung kamu jika nilai kamu jelek, kita akan cari solusinya bersama-sama. Kamu pasti ingin nilai kamu baik juga kan?” Nah, itu tentunya jauh lebih baik bagi si anak. Daripada kita hanya sekedar memarahinya, memintanya belajar, memaksanya belajar tanpa sama sekali mengakui perasaannya untuk diberi kasih saying dan untuk di terima apa adanya.
3. Sebab yang lain adalah kurangnya perhatian berkualitas.
Mungkin anda bertanya, “Ah mana mungkin saya tidak memperhatikan anak saya”. Betul, saya percaya dan yakin bahwa setiap orangtua pasti memperhatikan anaknya. Tetapi terkadang perhatian yang kita berikan itu tidak cocok dengan apa yang diinginkan oleh si anak, yang saya maksud dengan perhatian di sini adalah perhatian yang berkualitas. Dalam arti kita memperhatikan juga perasaan-perasaan si anak. Bukan cuma memperhatikan tugas-tugas yang harus dia selesaikan. Kebanyakan dari kita hanya memperhatikan tugas – tugas yang harus diselesaikan oleh seorang anak. Kita hanya memperhatikan sudah mengerjakan PR atau belum? Sudah belajar atau belum? Besok kalau ulangan sudah mempersiapkan alat tulisnya? Buku sudah disiapkan belum? Kita hanya memperhatikan aspek – aspek fisik. Kita tidak memperhatikan aspek – aspek perasaan dari si anak.
Padahal yang jauh lebih dibutuhkan seorang anak adalah perhatian akan perasaan – perasaannya sehingga dia benar-benar diterima secara utuh oleh orangtuanya. Anda bisa memberikan perhatian berkualitas ini dengan lebih baik, dengan cara membaca artikel saya yang berjudul Pentingnya Memahami Kebutuhan Emosional Anak. Itu adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan perhatian berkualitas pada anak anda.


3 Misteri Dibalik Nilai Ancur

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh dosen. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari dosen, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke dosen.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong dosen untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di kampus. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.
A.      Pengertian Jurnal Penyesuaian           
Jurnal Penyesuaian yaitu :
Ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara penghasilan dan beban suatu periode dengan periode yang lain.
B.       Fungsi dari Penyesuaian:
a.     Agar setiap perkiraan riil, khususnya perkiraan aktiva dan perkiraan utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
b.    Agar setiap perkiraan nominal (perkiraan biaya dan pendapatan) menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
Jurnal penyesuaian dapat terjadi dalam 2 situasi:
a.    Transaksi perusahaan tersebut sudah terjadi, tetapi informasi tersebut belum dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan
b.    Informasi transaksi sudah dicatat di dalam perkiraan yang bersangkutan, tetapi saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar dapat disajikan dalam jumlah yang benar.
C.      Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah sebagai berikut:
1)     Perlengkapan (Supplies)
Untuk perlengkapan yang benar-benar telah digunakan dalam periode akuntansi, harus dicatat sebagai beban perlengkapan, melalui jurnal penyesuaian.
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:


    Beban Perlengkapan (supplies)                  xxx
            Perlengkapan (supplies)                                  xxx
 
 

Contoh :
Dalam neraca saldo per 31 Desember 2007 terdapat perkiraan perlengkapan toko Rp. 400.000
Perlengkapan toko                             = 400.000
Perlengkapan toko yang masih ada     = 100.000 (-)
Perlengkapan toko yang terpakai        = 300.000
Sedangkan persediaan perlengkapan yang masih ada per 31 Desember 2007 Rp. 100.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Beban Perlengkapan
300.000
2007
Perlengkapan
300.000
 
2)     Persekot Biaya / Beban dibayar dimuka :
Biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan dating atau Beban yang dibayar pada suatu periode tertentu, tetapi mempunyai manfaat lebih dari suatu periode akuntansi.
Pencatatan biaya ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
a.      Pendekatan neraca (harta) / dicatat sebagai Persekot Biaya (Aktiva)
Jurnal Umum (saat membayar):
Biaya… (nama biaya) dibayar dimuka      xx
Kas                                                               xx
    Biaya ….(nama biaya)                                            xx
            Biaya …. (nama biaya) Dibayar dimuka                      xx
 
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh:
Masa premi asuransi = 1 Maret 2001 s/d 31 Desember 2001 = 10 bln
Asuransi dibayar dimuka = 10/12 x 420.000 = 350.000
 
Pada tanggal 1 Maret 2001 telah dibayar premi asuransi sebesar Rp. 420.000 untuk masa 1 tahun
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Biaya Asuransi
350.000
2007
Asuransi dibayar dimuka
350.000
b.     Pendekatan Rugi/Laba / Dicatat sebagai Beban
Jurnal Umum (saat membayar):
Biaya…(nama biaya)       xx
Kas                                       xx
    Biaya …(nama biaya) dibayar dimuka             xx
            Biaya …. (nama biaya)                                     xx
 
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh:
Masa premi asuransi = 1 Januari 2002 s/d 1 maret 2002 = 2 bln
Biaya asuransi = 2/12 x 420.000 = 70.000
 
Pada tanggal 1 Maret 2001 telah dibayar premi asuransi sebesar Rp. 420.000 untuk masa 1 tahun.
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Asuransi dibayar dimuka
70.000
2007
Biaya Asuransi
70.000
3)     Hutang penghasilan / Penghasilan diterima dimuka :
Pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan penghasilan untuk periode yang akan dating atau pendapatan yang meliputi lebih dari satu periode.
Pencatatan pendapatan ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
a.      Pendekatan Laba Rugi / Dicatat sebagai Pendapatan
Jurnal Umum (saat menerima):
Kas                                                        xx
Pendapatan…(nama pendapatan)           xx
    Pendapatan …..(nama pendapatan)                                         xx
          Pendapatan  …(nama pendapatan) diterima dimuka               xx
 
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
Contoh :
Pada tanggal 1 April 2004 telah diterima pendapatan sewa untuk masa 2 tahun sebesar Rp. 2.500.000.
Masa pendapatan sewa = 1 Januari 2005 s/d 1 April 2006 = 15 bln
Sewa dibayar dimuka = 15/24 x 2.500.000 = 1.562.500
 
 

Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Pendapatan Sewa
1.562.500
2007
Sewa diterima dimuka
1.562.500
b.     Pendekatan neraca / Dicatat sebagai Hutang (Penghasilan diterima dimuka)
Jurnal Umum (saat menerima):
Kas                                                                                    xx
Pendapatan… (nama pendapatan) diterima dimuka          xx
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:
    Pendapatan  …(nama pendapatan) diterima dimuka         xx
            Pendapatan …..(nama pendapatan)                                        xx
 
 

Contoh :
Pada tanggal 1 April 2004 telah diterima pendapatan sewa untuk masa 2 tahun sebesar Rp. 2.500.000
Masa pendapatan sewa = 1 April 2004 s/d 31 Desember 2004 = 9 bln
Pendapatan sewa  = 9/24 x 2.500.000 = 937.500
 
 

Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Sewa diterima dimuka
937.500
2007
Pendapatan Sewa
937.500
4)     Piutang Penghasilan / Penghasilan yang mana harus diterima
Pendapatan yang sudah menjadi hak dari perusahaan tetapi belum dicatat (telah diselesaikan pekerjaan tetapi uangnya belum diterima).
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:


    Pendapatan …. (nama pendapatan) yang diterima             xxx
            Pendapatan …..(nama Pendapatan)                       xxx
 
 

Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2002 masih harus diterima pendapatan bunga tahun 2002 sebesar Rp. 4.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Bunga yang diterima
4.000.000
2007
Pendapatan bunga
4.000.000
5)     Hutang Beban/Beban yang masih harus dibayar
Biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:


    Biaya …..(nama beban)                                                      xxx
            Biaya … (nama beban) yang masih harus dibayar                  xxx
 
 

Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2001 masih harus dibayar biaya gaji toko Rp. 120.000, biaya gaji kantor Rp. 520.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Biaya gaji toko
120.000
2007
Biaya gaji kantor
520.000
Biaya gaji ymh dibayar
640.000
6)     Taksiran Piutang Tak Tertagih
Taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak dapat ditagih.
Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk menentukan besarnya taksiran yaitu :
? Prosentase dari penjualan bersih


n%  x penjualan bersih
 
 

? Prosentase dari saldo piutang


n%  x saldo piutang
 
 

Pencatatan di Ayat Jurnal Penyesuaiannya:


    Kerugian piutang tak tertagih         xxx
            Cadangan Kerugian Piutang        xxx                

Contoh:
Dalam buku besar PT. ASTRIA per 31 Desember 2001 terdapat perkiraan berikut:
Piutang                                 Rp.                    3.500.000
Penjualan                             Rp.                  30.000.000
Retur penjualan                    Rp.                       200.000
Potongan penjualan              Rp.                       300.000
Potongan pembelian             Rp.                       700.000
Jika Kerugian piutang ditaksir 5% dari saldo piutang
Dan bilamana PT. ASTRIA menaksir Kerugian piutang  3% dari penjualan bersih.
Prosentase dari saldo piutang = 5% x 3.500.000 = 175.000
Penjualan bersih = 30.000.000 – (200.000 + 300.000) = 29.500.000
Presentase dari penjualan bersih = 3% x 29.500.000 =
 




Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
? Prosentase dari saldo piutang
Desember
31
Kerugian piutang tak tertagih
175.000
Cadangan Kerugian Piutang
175.000
? Prosentase dari penjualan bersih
Desember
31
Kerugian piutang tak tertagih
885.000
Cadangan Kerugian Piutang
885.000
7)     Penyusutan / Depresiasi Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi, atau merupakan alokasi harga perolehan aktiva tetap dalam periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut.
Dalam pencatatan AJP nya:
    Biaya Penyusutan Aktiva Tetap              xx
            Akumulasi Penyusutan akt. tetap           xx
 
 

           
Dalam akuntansi dikenal beberapa metode penyusutan, yaitu :
˜  Jumlah Angka Tahun
˜  Unit Produksi
˜  Satuan Jam Kerja Mesin
˜  Metode Garis Lurus :
                   D = Depresiasi / Penyusutan                    HP = Harga Perolehan 
                   NR = Nilai residu
                   UE = Umur Ekonomis
˜    Metode Prosentase Nilai buku (saldo menurun)


D = n% x nilai buku
 
 

Contoh 1:
Peralatan-peralatan yang dimiliki pleh PT. ANDIKA Harga perolehannya Rp. 5.000.000, taksiran umur ekonomisnya 5 tahun, nilai residunya  1.000.000 (Laporan keuangan dibuat pada tanggal 31 Desember 2002).
Depresiasi = 5.000.000 – 1.000.000
5
 = 800.000
 
Jika menggunakan metode Garis Lurus ?
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Biaya Penyusutan Peralatan                                      
800.000
2002
Akumulasi Penyusutan Peralatan          
800.000
Contoh 2 :
Pada tanggal 31 Desember 2000, ditentukan penyusutan atas aktiva tetap sebagai berikut :
Atas kendaraan                                 Rp. 1.000.000
Paten                                                             Rp.    500.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Biaya Penyusutan Kendaraan                                   
1.000.000
2000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan          
1.000.000
31
Amortisasi paten
500.000
Paten
500.000
8)     Persediaan Barang Dagangan
Barang-barang yang tersedia pada perusahaan dalam periode tertentu dan dimaksudkan untuk dijual belikan.
Penyesuaian terhadap persediaan barang dagangan dapat dibuat dengan cara:
a.      Memakai perkiraan “ Harga Pokok Penjualan ” sebagai berikut:
HPP                                                           xxx
           Persediaan barang dagang (1/1)             xxx
           Pembelian                                               xxx
           Biaya angkut pembelian                         xxx
Pesediaan barang dagang (31/12)             xxx
Retur pembelian                                        xxx
Potongan pembelian                                  xxx
           HPP                                                        xxx
b.     Memakai perkiraan “Iktisar Rugi laba ” sebagai berikut
Iktisar R/L                                                           xxx
     Persediaan barang dagang (1/1)                                  xxx
Persediaan barang dagang (31/12)                       xxx
     Iktisar R/L                                                       xxx
Contoh:
Dari catatan suatu perusahaan terdapat antara lain perkiraan sebagai berikut:
Persediaan barang dagang (1/1)      Rp.     600.000
Pembelian                                        Rp. 4.200.000
Biaya angkut pembelian                  Rp.     250.000
Retur pembelian                              Rp.     120.000
Potongan pembelian                        Rp.     175.000
Persediaan barang dagang (31/12)  Rp.     800.000
Berdasarkan keterangan tersebut diatas penyesuaian persediaan barang sebagai berikut:
a.      Jurnal Penyesuaian (AJP) Memakai perkiraan “Ikhtisar Rugi Laba” :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
Iktisar R/L
600.000
Persediaan barang dagang (1/1)
600.000
Persediaan barang dagang (31/12)
800.000
Iktisar R/L
800.000
b.      JurnPenyesuaian (AJP) Memakai perkiraan “Harga Pokok Penjualan “ :
Tanggal
Keterangan
No. Perk
Debet
Kredit
Desember
31
HPP
5.050.000
Persediaan barang dagang (1/1)
600.000
Pembelian
4.200.000
Biaya angkut pembelian
250.000
Persediaan barang dagang (31/12)
800.000
Retur Pembelian
120.000
Potongan Pembelian
175.000
HPP
1.095.000

Jurnal Penyesuaian

- Copyright © 2013 C&Fre-Otaku - Powered by Blogger - Distributed By Blogger Themes - Designed by Johanes Djogan